Individu
Dalam bahasa latin
individu berasal dari kata individuum,yang artinya tak berbagi. Dalam bahasa inggris individu
berasal dari kata in dan divided. Yang artinya tidak berbagi.jadi individu artinya tidak
terbagi atau satu kesatuan. Manusia sebagai makhluk individu memliki unsur
jasmani dan rohani,unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang
dikatakan manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam
dirinya.individu mengandung arti bahwa unnsur yang ada dalam diri individu
tidak terbagi. jadi sebutan individu hanya tepat bagi manusia yang memiliki
keutuhan jasmani dan rohani, keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan
jiwanya. walaupun secara umum manusia itu memiliki perangkat fisik yang
sama, tetapi jika perhatian kita tunjukan pada perhatian yang lebih
detail, maka akan terdapat perbedaan.perbedaan itu terletak pada bentuk,
ukuran, sifat.seorang individu adalah perpaduan antara genotif dan fenoti
genotid adalah faktor yang di bawa individu sejak lahir, ia merupakan
faktor keturunan dibawa sejak lahir. berupa sifat atau karakter kita yang mirip
orang tua kita. Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau
sifat yang di bawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau
sifat yang di pengaruhi oleh faktor lingkungan (fenotipe).faktor
lingkungan ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari
seseorang. Karakteristik khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian.
Menurut Sumatmadja Nursyd (dalam ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR: Tahun
2005) kepribadian adalah seluruh prilaku indivudu yang merupakan hasil
interaksi antara potensi- potensi biopsikofisikal (fisik dan psikis) yang terbawa
sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan
dan perbuatan serta reaksi mental pskologisnya, jika mendapat rangsangan dari
lingkungan. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan
yang lain, kepribadian seseorang itu di pengaruhi oleh factor genotype dan
fenotipe yang saling berinteraksi terus-menerus selain individu, kelompok
sosial yang lebih besar seperti keluarga memiliki ciri ,karakteristik,
kebiasaan yang berbeda-beda pula.
Manusia
Sebagai Mahluk Individu
Manusia
sebagai mahluk individu dalam suatu organisasi harus mempunyai kesadaran diri
seperti realtita, self-respect, egoisme, kepribadian, perbedaan maupun kesamaan
dengan pribadi individu lain
Pertumbuhan
Individu
Pertumbuhan
setiap manusia yang normal melalu proses pertumbuhan dan perkembangan lahir
batin, bahwa setiap individu atau pribadi mempunyai jiwa raga dan ciri-ciri
khas tersendiri.
Menurut
pendirian Nativisik, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
individu ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
Sedangkan menurut pendirian Empiristik dan Environmentalistikberanggapan
bahwa pertumbuhan individu tergantung lingkungannya. Anggapan lain
menurut pendirian Konvergensi dan Interaksionisme berpedendapat
bahwa interaksi antara dasar dan lingkunganlah yang menentukan
pertumbuhan individu.
Tahap
Pertumbuhan Individu
Berikut
tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi:
Ø
Pada
masa vital yaitu dari usia 0 sampai sekitar 2 tahun
Ø
Masa
estetik yaitu dari umur sekitar 2 tahun sampai sekitar 7 tahun
Ø
Masa
intelektual yaitu dari umur sekitar 7 tahun sampai sekitar 13 tahun sampai 14
tahun
Ø
Masa
sosial yaitu dari umur sekitar 13 tahun sampai 14 tahun sampai sekitar 20 tahun
sampai 21 tahun
KELUARGA
Keluarga adalah suatu
kelompok yang terdiri dari beberapa individu yang terikat dengan adanya
hubungan perkawinan atau darah. Keluarga yang terdiri dari Ayah, ibu dan anak
biasanya di sebut dengan keluarga inti. Keluarga ini memiliki fungsi dimana
individu-individu itu pada dasarnya dapat menikmati bantuan utama dari
sesamanya,serta keamanan dalam hidupnya. Selain itu dalam keluarga inti,
anak-anak yang masih belum berdaya mendapat pengasuhan dan pendidikan pertama
kali, Mattewatie anna ( dalam Kuntjraningrat1990 :110) Namun menurut sebagian
masyarakat bahwa yang di sebut keluarga tidak hanya terdiri dari ayah, ibu dan
anak akan tetapi orang yang hidup serumah bisa saja di sebut keluarga dengan
ada atau tidaknya hubungan darah. Dalam suatu keluarga, apa lagi keluarga itu
tidak terdiri dari ayah-ibu dan anak masih ada orang lain yang hidup bersama
dalam satu rumah, maka dirasa cukup rawan konflik. Ini tentunya dalam keluarga
tersebut ada aturan-aturan tertentu yang harus di patuhi, namun belum tentu
diterima oleh anggota di keluarga inti. Pada kehidupan keluarga inti terdapat
berbagai macam norma atau aturan yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai itu
seperti: keagamaan, sopan santun (tata karma), sosialisasi, pendidikan,
kejujuran dan lainnya.
Ada bebrapa faktor
dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, antara lain :
1. Agama
sikap masyarakat atau
kelompok manusia terhadap kekuasaan dan kekuatan mutlak yang dianggap atau
diyakini sebagiai suatu yang menentukan atau berperan menentukan kepentingan
nasib sekelompok manusia itu sendiri, yang kemudian menjadi suatu sistem untuk
mengatur antar hubungan antar manusia dengan Tuhan, dunia gaib, dan antara
manusia dan sesama manusia dengan lingkungan. Dalam kehidupan manusia,
khususnya masyarakat Indonesia agama merupakan salah satu unsur yang
sangat penting. Hal itu terbukti dengan di masukkannya keTuhanan Yang Maha Esa
sebagai sila pertama dalam Pancasila, yang merupakan dasar Negara. Ini
menujukan bahwa masyarakat Indonesia menghargai suasana kehidupan
yang bersifat keagamaan. Dalam pendidikan agama, nilai moral menduduki tempat
yang sangat penting. Artinya pendidikan agama lebih cenderung mementingkan
nilai moral, pentingnya pendididkan agama pada kehidupan masyarakat, sebab di
dalamnya terkandung kejujuran, kebenaran, keadilan, dan pengabdian. Bagi warga
masyarakat yang beragama diharapkan dalam kehidupannya dapat bertingkah laku
secara baik ( bermoral) .Artinya orang tersebut dapat bertingkah laku sesui
dengan nilai-nilai moral yang berlaku dalam suatu kelompok. Nilai-nilai itu
tentunya antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Pada kehidupan
keluarga,orang tua pada umumnya mengharapkan supaya anaknya tumbuh dan
berkembang menjadi orang yang baik, soleh atau soleha, anak di harapkan tidak terjerumus
dalam perbuatan-perbuatan yang nista, yang dapat merugikan orang lain . Apabila
seseorang menginginkan keluarganya sejahtera, salah satunya menghindarkan
diri dari perbuatan-perbuatan amoral atau tercela dengan kata lain
keluarga tersebut tentunya dapat dengan baik melaksanakan ibadah agamanya. para
orang tua pada umumnya menyadari pentingnya pendidikan agama pada anak-anak.
Hal ini berdasarkan dari pandangan mereka terhadap agama sebagai pedoman atau
tuntunan hidup.menurut mereka apabila anak tidak mendapatkan pendidikan agama
prilaku anak cenderung sulit dikendalikan. Ini di karenakan anak tidak merasa
mampunyai beban moral, bila melakukan tindakan kurang terpuji.
2.Tata karma
Tata karma atau
sering pula yang disebut sopan santun adalah aturan yang berlaku dalam
kehidupan atau pergaulan dalam masyarakat, yang sudah berlaku secara turun
temurun. Dengan adanya tata krama dan sopan santun yang baik dalam pergaulan di
masyarakat diharapkan akan tercipta suatu ketenangan dan ketentraman hidup. Di
sini orang tua punya peranan yang sangat penting, orang tua dianggap sebagai
tuntunan atau panutan dari anak-anaknya. Dalam menanamkan nilai-nilai tata
krama para orang tua sering menemui hambatan, antaranya adanya pandangan
dari generasi muda, bahwa nasehat orang tua sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan masa sekarang. anggapan seperti itu sungguh sangat memprihatinkan,
karena bila nasehat orang tua sudah tidak di dengar atau di perhatikan anak,
anak cenderung lepas kendali, dan bisa berbuat semaunya sendiri. Untuk
mengatasi keadaan ini salah satunya orang tua berusaha menanamkan adab tata
karma sejak anak masih kecil, karena anak masih kecil belum terpengaruh
sehingga lebih mudah untuk di arahkan ke prilaku yamg positif.
3.Perlindungan
Dalam kehidupan di
masyarakat, keluarga merupakan tempat berlindung yang pertam kali dan paling
penting bagi anggotanya. secara sosial budaya keluarga sebagai pelindung
pertama bagi anak-anaknya. Anak selalu dididik, diarahkan dan dilindungi dari
pengaruh linkungan khususnya yang negative bagi perkembangan jiwanya. semetara
secara fisik keluarga berusaha melindungi atau menghindarkan anak-anak dari
serangan penyakit yang dapat mengakibatkan terganggunya perkembangan fisik atau
bahkan merenggut jiwanya. Perlindungan non fisik bagi perkembangan anak menurut
sebagian besar masyarakat memang diperlukan.hal ini dikarenakan jika tidak
dibekali dari awal tentang masalah-masalah sosial yang nantinya di hadapi dalam
pergaulan di masyarakat, mereka khawatir anaknya cenderung terpengaruh perilaku
yang negative. Perlindunga bagi anak-anak sangat penting dalam kehidupan suatu
keluarga, dalam satu kehidupan harus ada keterbukaan supaya anak mempunyai
keberanian meminta atau mengemukakan masalah yang sedang di hadapinya. Dengan
adanya keterbukaan, maka anak akan merasa di lindungi. Anak
merasa keluarga sebagai tempat berlindung yang pertama. Anak merasa
terayomi oleh keluarga, khususnya orang tua.
Kalau perlindungan yang
dicari tidak dapat diperoleh dalam keluarga, anak akan mencari perlindungan
yang lain di luar keluarganya. Jika hal itu terjadi, orang tua akan mengalami
kesulitan untuk mengontrol perilaku anak terutama disaat di luar rumah. Untuk
itu kalau bisa anak sejak dini mulai diperkenalkan dengan nilai yang kiranya
dapat melindungi dari perbuatan tercela atau perilaku yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat supaya bisa terhindar dari hal-hal yang
negative,orang tua dituntut mampu memberikan perhatian kepada anak dan juga
mampu menjadi figur yang diteladani oleh anak.Keluarga juga sebagai pelindung
terhadap perkembangan fisik anak-anak. Pekembangan fisik yang dimaksud dalam
kontek ini adalah tentang kesehatan bagi anggota keluarganya.
4.Keharmonisan
Hormonis sama dengan
selaras atau serasi. Jadi yang dimaksud dalam kontek ini adalah keselarasan
atau keserasian hubungan antar individu didalam satu keluarga yang terdiri dari
beberapa individu. Oleh karena hubungan selaras yang disebut harmonis ini merupakan
suatu cita-cita setiap orang dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Namun
demikian untuk mencapai nilai ideal seperti diatas kiranya tidaklah mudah.
Sebab bagaimanapun dalam kehidupan keluarga tidak akan lepas sama sekali dari
permasalahan atau konflik. Hanya saja tinggal bagaimana keadaan
konflik tersebut, apakah hanya temporer dan mampu diatasi atau seringbahkan
menjurus ke perpecahan.
Menurut Anna Mattewatie
(Dalam matindas 1997:6) “ konflik dalam sebuah keluarga sangat diperlukan.Sebab
melalui konflik setiap pihak akan belajar mengenali individu secara lebih
mendalam. Meski begitu tidaklah semua konflik yang ditampilkan lewat berbagai
reaksi perilaku itu bermanfaat bagi kehidupan keluarga.”
Dalam kehidupan keluarga,
nilai keharmonisan memang sangat perlu untuk selalu di junjung tinggi. Konflik
dalam keluarga dianggap wajar, asal tidak berlebihan dan dapat cepat diatasi.
Menurut anna mattewatie
(dalam Sumbung 1993:9) “keharmonisan atau kasih sayang mempuyai fungsi sebagai
suatu perwujudan bahwa hakikatnya manusia haruslah saling mencintai dan
mengasihi sesama anggota keluarga. Untuk itu setiap anggota keluarga diharapkan
mampu melakukan komunikasi dan mau menghargai serta saling pengertian”.
Yang lebih penting adalah
kedekatan hubungan orang tua dengan anak yang dibutuhkan anak bukan pemenuhan
materi, namun pemenuhan perhatian, kasih sayang yang diberikan orang tua kepada
dirinya.keluarga yang harmonis memang merupakan keluarga yang ideal dan
dicita-citakan oleh setiap orang yang akan atau baru melangkah kejenjang
perkawinan.
5.Reproduksi
Mempunyai anak merupakan
dambaan dan prestise setiap orang yang sudah berkeluarga. Baik orang yang
tinggal di desa maupun di kotabila sudah berkeluarga anak selalu di tunggu
kehadirannya. Dengan demikian tujuanutama orang ingin mempunyai anak adaalah
alasan emosional. Banyak orang mengganggap kehadiran anak akan menambah
(memberi) suasana hangat dalam suatu keluarga.suasana kehangatan tersebut
mengakibatkan keadaan terasa damai dan tentram.selain itu masyarakat juga
beranggapan ,anak merupakan jaminan bagi hari tua mereka Namun mungkin
juga orang merasa lebih yakin akan dirinya, jika banyak orang di sekelilingnya
dapat membatu dalam melaksanakan segala kegiatan. Kecuali itu ada alasan lain
pada segi ekonomi, yakni mungkin untuk melibatkan sebayak mungkin anggota
keluarga dalam berbagai aktivitas dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup. Apa
yang dikemukakan di atas seperti mempunyai anak dalam jumlah yang banyak, pada
saat ini rupanya sudah mulai di tinggalkan. Selain adanya anjuran pemerintah
agar pasagan usia subur (PUS) megikuti program keluarga berencana ( KB),ada
beberapa alas an mengapa mereka menghendaki keluarga kecil yaitu hanya dua atau
tiga anak saja.memang pada masa dulu banyak anak dapat meningkatkan gengsi,
tetapi sekarang zamannya sudah terbalik. Dengan alasan-alasan tertentu orang
tidak lagi mengiginkan anak banyak. untuk membatasi jumlah anak dalam satu
keluarga, maka banyak pasangan suami istri yang mengikuti program KB. Anak
merupakan karunia atau titipan tuhan yang diberikan kepada manusia (orang tua).
Dengan demikian kehadiran anak di tengah keluarga tentunya harus disyukuri.
Oleh karena merupakan titipan, maka kita harus menjaga dan merawatnya sebaik
mungkin, harus bertanggung jawab atas keselamatannya baik di dunia maupun di
akhirat.
6.Sosialisasi dan pendidikan
sosialisasi dan
pendidikan ini menjadi fungsi yang sangat penting, sebab dengan jumlah anak
yang sedikit saja dalam masa reproduksi, anak-anak di persiapkan menjadi
generasi yang lebih baik dari generasi yang sebelumnya. Di dalam keluarganyalah
anak mendapat pendidikan dari orang lain, mulai mengenal orang lain. Jadi
proses sosialisasi anak di mulai dari dalam lingkup keluarga terlebih dahulu.
Ini dikarenakan manusia tidaklah seperti binatang yang hidup tanpa batuan yang
lain .
menurut soekanto manusia
tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain mesti sering kali terdengar orang
berupaya untuk hidup menyendiri, namun pada akhirnya mereka pun akan kembali
pada kelompok atau keluarganya.andai kata manusia dapat hidup sendiri itu hanya
sementara waktu. Hal itu menujukan bahwa sosialisasi dan pendidikan memang
sangat penting bagi seseorang. Dengan demikian proses sosialisasi terhadap anak
mempunyai fungsi untuk mengarahkan supaya anak tersebut nantinya mampu menuju
kearah kedewasaan lahir maupun batin dan mampu pula bersikap mandiri. Sutarno
(dalam anna mattewatie). Pendidikan selain digunakan sebagai sarana
mencari lapangan kerja, juga dapat berfungsi sebagai modal pergaulan Dalam
kehidupan di masyarakat, serta melatih anak agar lebih bertanggunag jawab atau
lebih mampu mandiri.Guna menambah pengetahuan anak di luar pendidikan formalnya
orang tua banyak yang berusaha mengarahkan anaknya kependidikan les. Alasannya
adalah untuk menambah pengetahuan supaya anak lebih berprestasi. Dengan
demikian orangtua berharap anak akan mudah mencari pendidikan lanjutan. Oleh
karena itu bila anak tidak diikutkan pendidikan di luar jam sekolah, maka
dianggap kurang bisa bersaing dan nantinya mendapat kesulitan mencari sekolah
lanjutan yang lebih berkualitas. Selain pendidikan di luar jam sekolah,
bekal keterampilan juga di berikan orang tua kepada anak.Bekal
keterampilan ini dimaksudkan guna mengantisipasi masa depan anak.Hal ini
melihat kenyataan dewasa ini persaingan mencari kerja semakin tinggi.Untuk itu
orang tua menjaga kemungkinan –kemungkinan yang nkurang di harapkan.
Menurut HP Mulyono (dalam
anna mattewatie).Bahwa tujuan membekali keterampilan kepada anak sebagai
antisipasi apabila anak tidak mendapat pekerjaan atau pekerjaan yang di dapat
belum sesuai dengan tingkat pendidikannya, maka sang anak dapat diharapkan
menciptakan lapangan kerja sendiri sesuai bakat dan keterampilannya.Disini
orang tua merasa puas, Karena anaknya bisa mentas, mampu mencari penghasilan
walaupun tidak harus menjadi pegawai, namun disektor lain.
Nilai –nilai budaya
Dalam keluarga sejahtera
Di dalam sebuah
masyarakat yang pernah di kenal, hampir semua orang hidup terikat dalam
jaringan kewajiban dan hak keluarga yang disebut hubungan peran (rule
relation). Seseorang disadarkan akan adanya hubungan peran tersebut,
karena proses sosialisasi yang sudah berlangsung sejak masa anak-anak, yaitu
suatu proses dimana dia belajar mengetahui apa yang dikehendaki oleh aggota keluarga
lain, yang akhirnya menimbulkan kesadaran tentang kebenaran yang dikehendaki.
Karya etika dan moral yang tertua, menerangkan bahwa masyarakat kehilangan
kekuatan jika anggotanya gagal dalam melaksanakan tanggung jawab keluarganya.
Confusius umpamanya berpendapat, bahwa kebahagiaan dan kemakmuran akan tetap
ada dalam msayarakat jika semua orang bertindak “benar” sebagai
anggota keluarga dan menyadari bahwa orang harus mentaati kewajibannya sebagai
anggota masyarakat.( William, 1985;1).
Kedudukan utama setiap
keluarga ialah fungsi perantara pada masyarakat.sebagai hubungan pribadi dengan
sturktur social yang lebih besar. Suatu masyarakat tidak akan bertahan jika
kebutuhannya yang bermacam-macam tidak dapat dipenuhi, seperti umpamanya
produksi atau makanan. Oleh karena keluarga itu sendiri terdiri dari
pribadi-pribadi, tetapi merupakan bagian dari jaringan social yang lebih
besar.Oleh sebab itu seseorang selalu dalam pengawasansaudara-saudaranya.yang
merasa bebas untuk mengkritik, menyarankan ,memerintah, membujuk, merayu,
memuji, bahkan mengancam agar orang itu melakukan kewajiban yang telah di
bebankannya.( William,1985;4).
Keluarga mempunyai
beberapa ciri yang mempermudah proses sosialisasi. Keluarga dapat bertahan lama
karena secara biologis manusia mempunyai hidup yang lebih panjang dibandingkan
dengan makhluk lain, serta adanya ikatan-ikatan antar anggotanya. Hal demikian
memberikan kesempatan luas untuk meneruskan tradisi kebudayaan kepada
anak-anaknya. Hubungan keluarga (khusus nya ibu dan anak) secara emosional
sangat erat, ini tentunya mempermudah proses pedidikan (sosialisasi). Selain
itu adanya pola kekuasaan jiga memberikan kekuatan pada apa yang
dipelajari,yaitu kekuasaan dan kekuatan yang lebih besar dimiliki oleh orang
tuamembut peljaran yang diberikan lebih berkenan bagi anal-anaknya,(William,
1985:37).
Namun demikian dimasa
sekarang dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya,
mengakibatkan aktivitas manusia semakin meningkat. Jumlah penduduk yang terus
bertambah da biaya hidup yang semakin meningkat pula, dibarengi dengan tingkat
persaingan mencari kesempatan kerja semakin ketat. Hal ini mendorong orang
untuk meklakukan efisiensi, termasuk didalam membemtuk keluarga dengan jumlah
anggota yang tidak terlalu banyak ( keluarga kecil).
Jenis
Keluarga
Keluarga
memiliki beberapa jenis, yaitu:
1.Keluarga
inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
2.Keluarga
besar yang terdiri dari suami, istri, dan anak, juga ditambah saudara lainnya,
baik kakek, nenek, mantu, cucu, cicit ataupun sepupu, ipar yang berasal dari
pihak suami atau pihak istri.
3.Keluarga
campuran yang terdiri dari suami, istri, anak kandung dan anak tiri atau anak
angkat.
4.Keluarga
menurut hukum umum yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terkait dalam
perkawinan yang sah, dan anak-anak mereka yang tinggal bersama.
5.Keluarga
orang tua tunggal terdiri dari salah satu pria atau wanita, ciri keluarga ini
disebabkan karena bercerai, berpisah, atau ditinggal mati, dan anak-anak mereka
yang tinggal bersama.
6.Keluarga
hidup bersama yaitu terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang tinggal
bersama mereka, mempunyai hak, dan tanggung jawab bersama, serta memiliki
kekayaan bersama
Keluarga
serial yang terdiri dari suami istri yang sudah menikah dan bisa jadi telah
memiliki anak, tetapi kemudian bercerai dan massing-masih menikah kembali lalu
memiliki anak-anak dengan pasangannya masing-masing
7.Keluarga
gabungan/komposit yaitu terdiri dari suami dengan beberapa istri dan
anak-anaknya, atau kebalikannya
8.Keluarga
tinggal bersama terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa adanya
ikatan perkawinan yang sah.
Tugas
Pokok Keluarga
·
Memihara
fisik keluarga
·
Pemeliharaan
sumber daya yang ada dalam keluarga
·
Pembagian
tugas anggotanya sesuai peranannya masing-masing
·
Sosialisasi
anggota keluarga
·
Pengaturan
jumlah anggota keluarga
·
Penempatan
anggota keluarga dalam masyarakat
·
Membangkitkan
dorongan dan menyemangatkan para anggota keluarganya.
Masyarakat
Penjelsan tentang masyarakat
serupa dengan postingan
sebelumnya
Kata
‘masyarkat’ merupakan kata dari bahasa Arab yaitu Musyarak.
Masyarakat adah sekelompok orang dimana sebagaian besar dari interaksi antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, masyarakat
adalah hubungan-hubungan antar entitas-entitas yang membuat suatu
jaringan.
Sifat
masyarakat saling tergantung satu sama lain. Istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup berasama dalam satu komunitas yang teratur.
Ciri-ciri
masyarkat
manusia
yang hidup bersama dan terdidi sekurang-kurangnnya dari dua orang. Akibat
pergaulan yang cukup lama yang selalu hidp bersama timbul komunikasi dan aturan
yang mengatur hubungan antar manusia dan sadar bahwa mereka merupan kesatuan
yang satu. Kehidupan bersama seiring berjalannya waktu mereka merasa dirinya terkait
satu dengan yang lainnya dan menimbulkan kebudayaan baru.
Masyarakat
Tradisional
sekelompok
masyarkat yang kehidupannya masih tradisonal dan mengacu oleh adat istiadat
lama. Dalam melangsungkan kehidupannya masyarakat tradisional masih berdasarkan
kebiasaan lama yang diwarisi nenek moyangnya. Kehidupan masyarkat tradisional
tidak begitu dipengaruhi dengan perubahan-perubahan dari pengaruh luar.
Secara
geografis masyarakat tradisional hidup di daerah pedesaan yang terletak di
pedalaman yang jauh dari keramaian kota, masyarkat ini disebut juga masyarakat
pedesaan. Dalam kehidupannya masyarakat desa adalah kelompok orang yang hidup
bersama, bekerja bersama, dan berhubungan erat.
Desa
merupakan tempat yang cocok untuk menengankan pikiran yang penat dan melepaskan
lelah, karena desa memiliki kehidupan yang tentram, damai, jauh dari konflik
dan udara pegunungan yang sejuk.
Ciri
masyarakat tradisonal bergantung terhadap lingkungan alam sekitar.
Masyarakat
Transisi
Masyarakat yang mengalami
perubahan disebut masyarakat transisi. Sebagai contoh masyarakat pedesaan yang
sedang mengalami transisi ke arah kebiasaan kehidupan kota, misalnya pergeseran
tenaga kerja dari bangungan dan masuk ke industri.
Ciri
masyarkat transisi yaitu adanya penggeseran dalam suatu bidang, seperti
pekerjaan yang dahulunya bertani ke sektor industri. Selain dalam bidang
pekerjaan, bidang pendidikan juga merupakan ciri dari masyarakat transisi,
seperti tingkat pendidikan rendah dan meningkat tingkat pendidikannya. Ciri
lainnya yaitu sedang mengalami perubahan ke arah lebih maju, dan masyarat sudah
terbuka dengan kemajuan dan perubahan jaman.
Masyarakat
Modern
Masyarakat moden adalah
masyarakat yang kehidupannya dalam perabadaan dunia di masa kini. Sebagian
masyarakat modern acuh kepada adat istiadat lama akibat pengaruh kebudayaan
luar dan kemajuan teknologi. Masyarkat modern selalu berusaha mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada
umumnya masyarakat modern disebut masyarakaat perkotaan. Dari sifatnya
masyarakat ini memiliki kehidupan yang serba modern.
Ciri
masyarakat modern ini dalam menunjang kehidupannya alam tidak lagi vital, dalam
menunjang kehidupannya alam dikendalikan dengan kemampuan pengetahuan dan
tekonlogi.
Referensi :
Penjelasan Tentang Individu, Keluarga, dan Masyarakat. Tulisan
diatas dikutip dari wikipedia dan sumber-sumber terkait yang diamati, ditiru,
dan dimodifikasi.