Jumat, 30 Oktober 2015

Menkominfo Dorong Developer Muda Go International

 

Jakarta - Di tengah kesibukannya mempersiapkan perjalanan bersama Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara masih menyempatkan diri menyambut kedatangan para developer muda.

Para developer muda ini merupakan dari 20 tim yang berhasil masuk final kompetisi pengembangan aplikasi smart city dalam ajang The NextDev 2015. Kehadiran mereka di kantor Kementerian Kominfo, Jumat (23/10/2015), karena dibawa Telkomsel.

Para developer muda yang datang dari berbagai propinsi di Indonesia itu mendapatkan kesempatan berharga karena mendapatkan wejangan dan pelajaran langsung dari menteri yang akan berkunjung ke kawasan teknologi Silicon Valley.

Rudiantara sendiri menyoroti pentingnya kehadiran kompetisi aplikasi dalam upaya menumbuhkan ekonomi digital di Indonesia. Terutama dengan merangsang munculnya usaha rintisan digital atau startup yang berkualitas.

Aplikasi yang dihasilkan oleh startup berkualitas bakal banyak dipakai dan membuat berbagai lini kehidupan menjadi lebih praktis. Bahkan bisa jadi penguat ekonomi kecil, misalnya dengan membuat aplikasi yang menghubungkan petani langsung ke pembeli produk taninya.

"Kita perlu 1.000 atau lebih NextDev dan kompetisi yang sejenis ini. Coding juga harus masuk kurikulum. Kalau mau maju harus seperti ini," ujar Rudiantara di hadapan para developer muda binaan Telkomsel itu.

Ia pun menambahkan, nantinya juga akan ada hackathon untuk membuat aplikasi dalam 24 jam. "Pesertanya banyak, sudah sekitar 1.800 orang dan bisa jadi yang terbesar di dunia," imbuh menteri yang akrab disapa Chief RA ini.

Sementara itu, menurut menteri, pihaknya di Kementerian Kominfo terus bekerja menyediakan infrastruktur yang mendukung. Salah satunya adalah pembangunan jaringan internet cepat 4G LTE di seluruh Indonesia.

Startup Lokal Boleh Jajal Go International

Menteri juga mengakui bahwa saat ini, pemerintah Indonesia belum bisa bergerak selincah negara tetangga dalam hal memberikan dukungan untuk startup. Sejauh ini, pendanaan startup di Tanah Air masih berasal dari swasta.

Sementara, lanjut Chief RA, di Singapura dan Brunei Darrussalam sudah berani mengucurkan dana yang besar untuk menumbuhkan ekosistem startup.

"Pemerintah Singapura mendukung startup. Kemudian kalau di Brunei, mereka menawarkan 50.000 dolar Brunei atau sekitar Rp 490 juta untuk startup. Tapi kita juga tidak tinggal diam, kita sedang bikin 30 inisiatif untuk mendorong ekonomi digital," terang menteri.

"Jadi, saya sangat berharap temen-temen (developer) di sini nggak berhenti di NextDev saja. Ikuti lagi (ajang kompetisi) yang lainnya apapun itu. Pemenang di sini, bolehlah coba-coba di Brunei, asal eligible dan bisa dipakai di sana," pungkasnya.


Analisis :
Perkembangan teknologi di indonesia sendiri belum secanggih negara-negara lain. Butuh generasi muda untuk maju dalam mengembangakan Aplikasi yang saat ini sedang banyak bersaing di dunia. penggunaan jaringan internet cepat 4G LTE seluruh indonesia masih dalam pengembangan yang masih sulit di akses dan membutuhkan biaya yang mahal untuk mengakses 4G LTE. Aplikasi yang dihasilkan oleh startup berkualitas bakal banyak dipakai dan membuat berbagai lini kehidupan menjadi lebih praktis. Bahkan bisa jadi penguat ekonomi kecil, misalnya dengan membuat aplikasi yang menghubungkan petani langsung ke pembeli produk taninya memudahkan dalam pemakai untuk lebih praktis. berharap startup bisa bergerak seperti negara-negara lain dan didukung oleh negara sendiri dalam dana yang dibutuhkan dalam proses pembuataan aplikasi.


Referensi :  http://inet.detik.com/read/2015/10/23/162549/3051847/398/menkominfo-dorong-developer-muda-go-international

Tidak ada komentar:

Posting Komentar